Search

Ekspor-Impor Ambruk, IHSG Semakin Merana! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham tanah air semakin menderita pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional periode Agustus 2019. Sepanjang bulan Agustus, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh 9,99% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi sebesar 5,7% saja.

Sementara itu, impor terkontraksi sebesar 15,6%, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 11,295%. Alhasil, neraca dagang membukukan surplus sebesar US$ 80 juta, lebih kecil dari proyeksi yang sebesar US$ 146 juta.


Sebelum data perdagangan internasional dirilis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditransaksikan melemah 1,55% ke level 6.236,74. Kini, koreksi yang dibukukan IHSG sudah bertambah dalam menjadi 1,64% ke level 6.230,68.

Koreksi ekspor dan impor yang lebih dalam dari ekspektasi menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia cenderung berada di posisi yang lebih lemah dari perkiraan. Dalam kondisi seperti ini, penjualan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di tanah air akan tertekan sehingga pasar saham menjadi kurang seksi untuk dilirik.

Lebih lanjut, surplus neraca dagang yang lebih rendah dari ekspektasi juga membuat pelaku pasar khawatir bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) akan terus bengkak di kuartal III-2019.

Pada kuartal I-2019, BI mencatat CAD berada di level 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 2,01% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 3,04% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 3,01% dari PDB.

Ketika CAD tak juga bisa diredam, maka rupiah akan mendapatkan tekanan. Untuk diketahui, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,54% di pasar spot ke level Rp 14.035/dolar AS. Pelemahan rupiah bertambah dalam jika dibandingkan dengan sebelum data perdagangan internasional dirilis, yakni sebesar 0,5%.

Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat pelaku pasar semakin enggan untuk menyentuh saham-saham di tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terkini - Google Berita
September 16, 2019 at 11:36AM
https://ift.tt/2NfFigP

Ekspor-Impor Ambruk, IHSG Semakin Merana! - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ekspor-Impor Ambruk, IHSG Semakin Merana! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.