"Pekan ini IHSG Berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 5.988 sampai 6.090 dan resistance di level 6.183 sampai 6.200," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Minggu (17/11/2019).
Hans Kwee menjelaskan bahwa pekan depan pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang. Pasalnya, di akhir pekan, optimisme muncul terkait solussi perang dagang, menyusul pernyataan Penasihat Ekonomi Pemerintah Amerika Serikat (AS), Larry Kudlow. Di mana Washington dan Beijing berencana untuk melakukan perjanjian perdagangan.
Dari siaran resmi yang dikirimkan oleh Hans kepada CNBC Indonesia, Larry mengakui bahwa pembicaraan AS dan Beijing sudah sangat konstruktif, dan berencana untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, tadi malam mengatakan kedua negara mengadakan diskusi mendalam tentang kesepakatan fase pertama, tetapi mencatat penarikan kembali beberapa tarif adalah kunci untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya di tengah pekan lalu Beijing dikatakan menolak permintaan Gedung Putih untuk perlindungan kekayaan intelektual dan mengekang transfer teknologi dengan mekanisme penegakan hukum.
Keinginan penegakan hukum terhadap pelanggaran kekayaan intelektual masih menjadi kendala kedua Negara.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa AS belum menyetujui desakan China untuk menghapus tarif impor. Terkait perang dagang semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekhawatiran di pasar.
"Sudah sering pelaku pasar di kecewakan kegagalan perundingan kedua Negara biarpun sebelumnya berita positif tentang perundingan dagang," ujar Hans.
Hans juga meramal, pasar akan kembali memperhatikan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trum dengan audiesnsi televisi pertama yang menghubungkan pemimpin AS. Hal itu secara langsung dilakukan untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politik domestiknya.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan Trump telah mengakui suap dalam skandal Ukraina dan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS.
"Tentu rencana pemakzulan presiden Trump akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena akan menimbulkan ketidakpastian di Negara AS," jelas Hans.
Hans juga menjelaskan, sentimen pasar juga akan dipengaruhi oleh pupusnya harapan penurunan bunga pada akhir tahun. Pasalnya Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan penghentian penurunan suku bunga AS dalam kesaksian selama dua hari di hadapan Kongres AS.
Jerome Powell kembali menegaskan bahwa gambaran pertumbuhan ekonomi AS terlihat berkelanjutan sehingga jalur penurunan suku bunga tidak akan berubah selama ekonomi terus bertumbuh.
"Dampak penuh dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum terasa mempengaruhi perekonomian. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga dalam waktu dekat menjadi sangat kecil," ucap Hans.
Lebih lanjut Hans menjelaskan bahwa data CPI AS lebih baik dari perkiraan karena harga konsumen untuk periode Oktober naik 0,4%, melebihi ekspektasi. Data klaim pengangguran mingguan AS pekan lalu 225.000, tertinggi sejak Juni.
Ditambah lagi dengan adanya Pidato Trump yang mengkritik kebijakan perdagangan Uni Eropa. Di mana Washington memberi batas waktu untuk memutuskan, menaikkan atau tidak menaikan tarif terhadap perbaikan otomotif Eropa dan Jepang.
"Ada harapan bahwa AS akan menunda keputusan penerapan tarif tambahan terhadap impor kendaraan dari Uni Eropa hingga enam bulan. Perang dagang bisa melebar ke Uni Eropa dan Jepang setelah AS hampir menemukan kesepakatan dengan China," tutur Hans.
(dob/dob)Bisnis - Terkini - Google Berita
November 17, 2019 at 05:16PM
https://ift.tt/356Ch7l
Deretan Sentimen Ini Bakal Dorong Bursa Saham Menghijau - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Deretan Sentimen Ini Bakal Dorong Bursa Saham Menghijau - CNBC Indonesia"
Post a Comment