Search

Rupiah Terbaik Asia (Lagi), Tapi Jangan Dipuji Berlebihan! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/4/2020) setelah pada pekan lalu membukukan penguatan tajam hingga kembali ke bawah Rp 16.000/US$.

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung menguat 0,32% ke Rp 15.750/US$. Sayangnya level tersebut menjadi yang terkuat hingga tengah hari, penguatan rupiah terus terpangkas dan berada di level Rp 15.790/US$. Namun menjelang penutupan perdagangan, rupiah kembali ngebut hingga berakhir menguat 1,14% ke Rp 15.620/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan rupiah tidak hanya 'tebal', tetapi juga terjadi saat mata uang utama Asia lainnya melemah. Hingga pukul 15:50 WIB, selain rupiah hanya yen Jepang yang mampu menguat 0,47%, dan dolar Hong Kong menguat tipis 0,01%.


Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.

Sepanjang pekan lalu, Mata Uang Garuda membukukan penguatan 3,66% melawan dolar AS ke Rp 15.800/US$. Penguatan paling tajam terjadi pada Kamis lalu, ketika melesat 2,17%. Persentase penguatan harian tersebut menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir, tepatnya sejak 7 Oktober 2015, kala rupiah menguat 3,1%.

Tidak hanya melawan dolar AS, semua mata utama Asia hingga Eropa ditaklukkan rupiah, boleh dikatakan rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia pada pekan lalu.


Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus membuat rupiah menguat tajam kemarin. Penyebaran pandemi Covid-19 yang mulai melambat memunculkan harapan segera berakhirnya masa karantina di beberapa wilayah/negara. Dengan begitu diharapkan roda perekonomian kembali berputar.

Meski di beberapa wilayah kembali mengalami peningkatan, tetapi secara global berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) penambahan jumlah kasus secara penambahan jumlah kasus COVID-19 sudah satu digit persentase sejak 30 Maret lalu. Terbaru, pada 12 April terjadi penambahan kasus 5,32% sehingga total menjadi 1,696 juta kasus.

Laju penambahan satu digit persentase tersebut menunjukkan penyebaran COVID-19 sudah mulai melandai secara global dan bisa menjadi kabar bagus.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) yang menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan Bank Sentral AS (The Fed) New York juga memberikan efek positif ke rupiah. The Fed New York nantinya akan menyiapkan stok dolar hingga US$ 60 miliar jika BI membutuhkan.

"Ini bentuknya repo line. Kerja sama dengan bank sentral termasuk BI dengan The Fed. Repo line ini adalah suatu kerja sama untuk kalau BI membutuhkan likuiditas dolar bisa digunakan," kata Perry, Selasa (7/4/2020).

BI mengklaim keberhasilan kerja sama ini memberikan keyakinan kepada investor asing. Meningkatnya keyakinan investor yang disebut BI membuat aliran modal asing (hot money) kembali masuk ke Indonesia.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, memasuki kuartal II-2020, aliran hot money di pasar obligasi mulai stabil, tidak lagi terjadi aksi jual yang menyebabkan capital outflow ratusan triliun seperti di bulan Maret.

Data dari DJPPR menunjukkan sejak akhir Maret hingga 7 April lalu, terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 920 miliar. Capital inflow tersebut membuat rupiah menjadi stabil dan kembali menguat.

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terbaru - Google Berita
April 13, 2020 at 04:32PM
https://ift.tt/2V6dluk

Rupiah Terbaik Asia (Lagi), Tapi Jangan Dipuji Berlebihan! - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Terbaik Asia (Lagi), Tapi Jangan Dipuji Berlebihan! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.