Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Senin ini (13/4/2020) kembali koreksi 0,68% ke level 4.617,48 karena volatilitas yang masih relatif tinggi terkait dengan penyebaran pandemi virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,12 triliun dengan beli bersih (net buy) asing sebesar Rp 160,85 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang menjadi pendorong koreksi IHSG di antaranya saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (-6,80%), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (-5,69%), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (-5,09%), sedangkan PT Elnusa Tbk (ELSA) (-4,42%) dan PT Astra International Tbk (ASII) (-3,91%).
Penurunan IHSG juga karena investor melakukan ambil untung (taking profit) secara teknikal. Di sisi lain, meningkatnya jumlah kasus terpapar pandemi virus corona di Tanah Air juga mengikis sentimen investor.
Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.241 kasus terinfeksi, dengan angka kematian mencapai 373 jiwa.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih melanjutkan koreksi karena sentimen wabah virus corona belum juga selesai, ditambah bursa saham AS kontrak berjangka (futures) yang juga mengalami penurunan. Secara teknikal terjadi titik jenuh beli (overbought).
Simak, analisis teknikal di bawah ini.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Moving Average periode 5 (MA-5) yang artinya pergerakan berdasarkan 5 bar atau batang sebelumnya secara nilai rata-rata harga penutupan per bar masih menunjukkan penurunan (bearish) karena batang atau candle yang berada di bawah garis MA-5.
Saat ini mencoba menembus level support (batas bawah) pertama (S1) di 4.585 dan berlanjut ke area S2 di 4.555, sedangkan untuk merubah tren menjadi bullish perlu melewati resistance (batas tahanan atas) pertama (R1) yang berada di 4.650 hingga area R2 di 4.690.
Sementara indikator Stochastic melalui metode penentuan area titik jenuh jual (oversold) di 80% dan area titik jenuh beli (overbought) di 20% dengan garis MA yang mencoba berpotongan di bawah area jenuh beli menandakan kecenderungan untuk turun (bearish) lebih lanjut karena daya dorong beli tidak mampu melaju ke atas area 80%.
Metode pembacaan batang lilin (candlestick) menunjukkan pola Hanging Man, menggambarkan kekuatan bullish sudah pada batas maksimal, sehingga cenderung bergerak turun.
Secara keseluruhan, dari fundamental merespon bertambahnya jumlah kasus terinfeksi virus corona dikombinasikan dengan teknikal yang juga masih menunjukkan tren bearish mencoba menembus area support. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk koreksi lebih lanjut.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
April 13, 2020 at 01:12PM
https://ift.tt/2RAEBPH
Pola Hanging Man Terbentuk, IHSG Sesi II Masih Terkoreksi - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pola Hanging Man Terbentuk, IHSG Sesi II Masih Terkoreksi - CNBC Indonesia"
Post a Comment