Hebohnya virus corona asal China membuat permintaan masker meningkat. Banyak orang memburu masker untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang menyebabkan harganya meroket hingga jutaan rupiah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memastikan bahwa kenaikan harga masker tidak berpengaruh terhadap angka inflasi nasional.
"Nggak ada (dampak), karena nggak banyak," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut bahwa kenaikan harga masker tidak berdampak ke laju inflasi karena kebutuhannya dalam masa tertentu. Apalagi BPS menggunakan metode perhitungan inflasi baru.
"Mungkin masker dibutuhkan di saat tertentu, dan tahun 2018 melihat banyak yang umum dan banyak dikonsumsi," ujar dia.
Sebagai informasi, BPS mencatat inflasi Januari 2020 sebesar 0,39%. Dengan angka inflasi ini berarti tahun kalender 0,39%, year on year (yoy) sebesar 2,68%. Dari 90 kota yang disurvei BPS, 79 di antaranya mengalami inflasi dan 11 deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh dan terendah di Gorontalo.
Simak Video "Heboh Virus Corona, Stok Masker Ludes di Sejumlah Apotek!"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/ara)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
February 03, 2020 at 04:51PM
https://ift.tt/3b61wKP
Harga Masker Meroket Imbas Virus Corona, Bisa Sumbang Inflasi? - detikFinance
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Masker Meroket Imbas Virus Corona, Bisa Sumbang Inflasi? - detikFinance"
Post a Comment