Search

Jeblok! Rupiah Sang Juara Dunia Akhirnya Lengser Keprabon - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (3/1/2020).

Pelemahan kali ini membuat rupiah lengser keprabon alias kehilangan gelarnya sebagai juara dunia atau mata uang dengan kinerja terbaik sepanjang tahun 2020.

Rupiah langsung melemah 0,07% begitu perdagangan, tidak lama depresiasi rupiah semakin membesar hingga 0,55% ke level Rp 13.725/US$ sebelum tengah hari. Menjelang penutupan perdagangan depresiasi rupiah semakin menjadi-jadi hingga berakhir di level Rp 13.740/US$, melemah 0,66% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sepanjang minggu lalu, rupiah melemah 0,63% sekaligus menjadi pelemahan mingguan pertama setelah mencatat penguatan delapan pekan beruntun. Akibat pelemahan pada pekan lalu, penguatan rupiah di bulan Januari terpangkas menjadi 1,66%.

Dengan pelemahan hari ini, penguatan rupiah sepanjang 2020 makin terpangkas menjadi 1%. Ini berarti posisi rupiah sebagai juara dunia kini diambil alih oleh pound Mesir.

Hingga pukul 16:20 WIB, pound Mesir melemah 0,38%, lebih kecil dari pelemahan rupiah. Sehingga sejak awal tahun hingga hari ini, pound Mesir masih mencatat penguatan 1,25%, yang membuatnya menjadi raja mata uang dunia menggantikan Mata Uang Garuda.

Selain kehilangan statusnya sebagai juara dunia, rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di Asia hari ini, hanya lebih baik dari yuan China yang anjlok lebih dari 1%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.

Penguatan tajam rupiah di bulan Januari tentunya rentan memicu koreksi teknikal yang membuat rupiah melemah. Apalagi, penyebaran virus corona yang belum juga mereda membuat pelaku pasar khawatir dan menghindari aset-aset berisiko. Kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi rupiah.

CNBC International melaporkan hingga Minggu kemarin, jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 361 orang meninggal, dan menjangkiti lebih dari 17.000 orang.

Virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Hingga saat ini, sudah 25 negara yang mengkonfirmasi pasien positif menderita virus corona. Semua pasien tersebut pernah ke China beberapa pekan terakhir atau baru datang dari Negeri Tiongkok.

Selain itu dari dalam negeri, pekan ini cukup "padat" rilis data ekonomi. Pagi ini, Markit melaporkan kontraksi sektor manufaktur RI semakin dalam. Purchasing managers' index (PMI) pada bulan Januari dilaporkan sebesar 49,3, lebih rendah dari bulan Desember 2019 sebesar 49,5.

Kemudian siang ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data inflasi bulan Januari sebesar 0,39% month-on-month (MoM). Sementara secara year-on-year (YoY) inflasi sebesar 2,86%, dan inflasi inti 2,88% YoY.

Rilis tersebut lebih rendah dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan terjadi inflasi 0,46% secara MoM. Kemudian secara tahunan diproyeksi ada inflasi 2,85%. Sementara inflasi inti YoY diramal 3,02%.

Untuk diketahui, mulai Januari 2020 BPS mengubah isi komponen perhitungan inflasi mulai tahun ini. Ada sejumlah komponen yang dibuang dan ada komponen baru yang dimasukkan.

Kepala BPS Suhariyanto, mengatakan beberapa komponen baru yang masuk perhitungan inflasi antara lain adalah aksesoris telepon seluler, tarif ojek online seperti Grab dan Gojek.

Selain itu, BPS juga menambah 8 kota baru dalam perhitungan inflasi mulai 2020. Saat ini ada 90 kabupaten/kota yang masuk dalam perhitungan inflasi, terdiri dari 34 ibu kota provinsi dan 56 kabupaten/kota.

Selain data manufaktur dan inflasi, pada hari Rabu (5/2/2020) akan dirilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019, dan tingkat kepercayaan bisnis.

Jadwal "padat" dari dalam negeri dan melihat penguatan tajam rupiah di bulan Januari, aksi ambil untung (profit taking) pun terjadi sebagai antisipasi rilis data yang mengecewakan. Apalagi pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan siap melakukan intervensi jika rupiah terus menguat. 

"Sejauh ini, apresiasi rupiah masih memberikan dampak positif bagi perekonomian. Jika nanti penguatan rupiah terlalu jauh dan itu memberikan dampak negatif ke perekomian, kami tidak akan ragu untuk melakukan intervensi menggunakan mekanisme pasar agar rupiah sesuai dengan fundamentalnya" kata Perry saat rapat dengan Komisi XI DPR Senin (27/1/2020) sebagaimana dilansir Reuters.

Sebelumnya dalam beberapa kesempatan Perry belum pernah menyatakan akan melakukan intervensi terhadap rupiah. Ia selalu mengatakan penguatan rupiah sesuai dengan fundamentalnya, sehingga memberi kesan BI "merestui" penguatan rupiah.

Baru saat rapat dengan Komisi XI Perry mengungkapkan akan melakukan intervensi. Pernyataan Perry tersebut setidaknya memberikan pengaruh psikologis ke pelaku pasar jika rupiah mungkin tidak akan menguat terlalu jauh lagi.

Dampaknya sejak pekan lalu penguatan rupiah mulai goyah, kinerjanya semakin jeblok pada hari ini, dan Mata Uang Garuda harus merelakan status mata uang terbaik dunia di ambil alih pound Mesir.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(pap/tas)

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terbaru - Google Berita
February 03, 2020 at 06:05PM
https://ift.tt/31n0lSL

Jeblok! Rupiah Sang Juara Dunia Akhirnya Lengser Keprabon - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jeblok! Rupiah Sang Juara Dunia Akhirnya Lengser Keprabon - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.