Hal ini terlihat dari melemahnya laju IHSG dalam sepekan terakhir sebesar 1,45% ke level 6.011,83 pada Jumat pekan lalu (20/11/2019) dari posisi penutupan perdagangan pekan sebelumnya 6.100,24.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyoroti, pekan depan pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang dagang AS-China. Pada awal pekan, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing berada dalam pergolakan akhir perundingan untuk mengamankan kesepakatan perdagangan.
Optimisme besar di awal pekan menyusul pernyataan Trump dan perwakilan China, di mana Kementerian Perdagangan China mengatakan negosiator kedua negara mencapai konsensus terkait penyelesaian masalah inti dan sepakat untuk tetap berhubungan untuk menyelesaikan perjanjian fase pertama.
"Saat ini pasar punya harapan besar akan negosiasi yang lancar antara China dan AS," ungkap Hans Kwee, Minggu (1/12/2019).
Di sisi lain, terkait Hong Kong, Trump juga menyatakan dukungan pemerintahannya bagi demonstran di Hong Kong menjadi masalah yang sangat sulit bagi China saat ini.
Meski hal ini memicu kemarahan China di mana Kementerian Luar Negeri China kemudian mengecam dan mengancam akan membalas tindakan tersebut. Situasi ini diperkirakan dapat merusak harapan akan tercapainya kesepakatan dagang "fase pertama" AS-China.
Dampak dan balasan dari China atas kebijakan AS, lanjut Hans, akan menjadi perhatian pasar pada pekan depan.
Beralih dari sana, pemilu di Inggris juga masih akan menjadi perhatian pasar. Berdasarkan jajak pendapat di Inggris menjelang pemilu 12 Desember menunjukkan, PM Boris Johnson berada di jalur kemenangan dan mendapat dukungan mayoritas di Parlemen.
Kisruh reksa dana
Sementara itu, dari dalam negeri, Hans mencermati, kisruh pembubaran reksa dana terbukti menekan kinerja IHSG. Aksi jual pun tak terhindarkan. Sepekan terakhir, investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 3 triliun di pasar reguler.
Tak hanya berimbas ke indeks, beberapa saham unggulan (blue chips) yang ada di dalam daftar produk reksa dana yang dibubarkan mengalami tekanan jual selama sepekan.
"Bila aksi jual pembubaran reksa dana telah berakhir maka tekanan jual akan berkurang. Semoga tidak terjadi aksi panik jual akibat kerugian yang terealiasi," kata Hans menambahkan.
Bukan tidak mungkin, OJK masih konsisten dengan keputusannya membubarkan beberapa produk reksa dana lainnya karena menjanjikan imbal hasil (return) tertentu.
Masih negatifnya berita global dan regional ditambah beberapa kasus di dalam negeri membuat Anugerah Mega Investama menurunkan proyeksi IHSG di akhir tahun ke level 6.220.
IHSG, kata Hans masih berpeluang turun test level 5.524 dalam beberapa pekan ke depan. "IHSG pekan depan diperkirakan akan bergerak di level support [batas bawah] 5.939 sampai 5.767 dan resistance [batas atas] di level 6.100 sampai 6.200," pungkasnya.
(tas/tas)Bisnis - Terkini - Google Berita
December 02, 2019 at 07:14AM
https://ift.tt/33CZexP
Kisruh Reksa Dana, Apa Kabar IHSG Hari Ini? - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisruh Reksa Dana, Apa Kabar IHSG Hari Ini? - CNBC Indonesia"
Post a Comment