Search

Bill Gates: Kekayaan Saya Bukti Ketidakadilan Ekonomi Dunia - Kompas.com - KOMPAS.com

NEW YORK, KOMPAS.com - Bill Gates, yang saat ini menempati posisi sebagai manusia terkaya di dunia nomor dua dengan nilai kekayaan mencapai 108,8 miliar dollar AS mengatakan, kekayaannya yang ekstrem merupakan bukti ketidakadilan ekonomi dunia.

"Jarak antara yang berada pada posisi atas dan bawah di Amerika Serikat jauh lebih besar dibanding apa yang terjadi 50 tahun lalu," ujar Gates seperti dikutip dari CNBC Make It dari laman blognya gatesnotes.com.

Adapun data gini indeks dari Biro Sensus Amerika Serikat pun menunjukkan, kesenjangan pendapatan di Negeri Paman Sam tersebut memang berada dalam level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

"Beberapa orang berakhir secara mudah dengan mendapatkan hasil yang baik- saya telah mendapatkan penghasilan secara tidak proporsional dari kerja yang saya lakukan, sementara banyak orang di luar sana yang juga bekerja sama sulitnya sekadar untuk bertahan hidup," ujar dia.

Baca juga: Harta Turun Rp 140 Triliun, Jeff Bezos Tetap Jadi Orang Terkaya di Dunia

Menurut Gates, untuk mengatasi masalah tersebut seharusnya pemerintah Amerika Serikat meningkatkan pajak untuk orang-orang kaya.

"Saya mendukung sistem perpajakan, di mana orang yang menghasilkan uang lebih banyak akan membayar pajak yang lebih besar. Saya pikir orang-orang kaya harus membayarkan pajak yang lebih besar dari yang saat ini mereka lakukan, termasuk Melinda (istrinya) dan saya," ujar Gates.

Secara lebih spesifik Gates mengatakan, ia mengatakan harus ada pajak capital gain yang lebih tinggi (pajak atas uang yang didapat dari investasi), yang akan mempengaruhi orang kaya. Tidak ada satu pun orang terkaya di dunia yang memperoleh kekayaan hanya melalui pekerjaan bergaji, dan karena itu Gates percaya bahwa pemerintah harus mengalihkan lebih banyak beban pajak ke modal (capital) daripada tenaga kerja.

"Saya tidak melihat alasan untuk mendukung kekayaan daripada bekerja seperti yang kita lakukan hari ini," tulisnya.

"Ini bukti paling jelas yang saya lihat bahwa sistem ini tidak adil," katanya.

Baca juga: Simak, Buku-buku Ini Bantu Bill Gates hingga Steve Jobs Raih Kekayaan

Miliarder yang merupakan pengsuaha teknologi Mark Cuban pun pernah menekankan perbedaan antara investor dengan pekerja yang digaji adalah kesenjangan pendapatan.

"Jika seseorang hanya dibayar berdasarkan kerja yang mereka lakukan setiap jam, mereka akan selalu tertinggal," ujar Cuban.

"Dan kesenjangan pendapatan akan terus melebar," lanjut dia.

Selain mengatakan bahwa pembayaran pajak oleh miliarder sebagai langkah patriotuk, dia pun menyaraknan para pendiri dan pemilik perusahaan untuk mendistribusikan saham kepada karyawan agar mereka juga menjadi investor.

"Sebagai pengusaha kita harus memberikan saham kepada setiap orang yang bekerja untuk kita. Titik. Tidak ada pengecualian, karena hanya dengan cara itulah setiap orang akan mendapatkan segala jenis penghargaan ekuitas," ujar dia.

Cuban mengatakan, hal itulah yang dia lakukan melalui perusahaan jasa streaming online Broadcast.com yang kemudian dia jual ke yahoo pada 1999 dengan nilai mencapai 6 miliar dollar AS saham.

"Sebanyak 300 dari 330 karyawan menjadi miliarder kala itu," ujar Cuban.

Adapun Gates mengatakan, selain pajak kekayaan, pemerintah AS juga harus menarik pajak pertanahan yang lebih tinggi, yang juga akan berdampak pada orang-orang kaya.

"Sistem dinasti di mana Anda dapat memberikan kekayaan besar kepada anak-anak Anda tidak baik untuk siapa pun; generasi berikutnya tidak berakhir dengan insentif yang sama untuk bekerja keras dan berkontribusi pada ekonomi," ujar Gates.

Baca juga: Profil Bambang Hartono, Pemilik BCA yang Jadi Nasabah BRI

Gates mengatakan itu adalah salah satu alasan ia ikut mendirikan The Giving Pledge dengan Warren Buffett (yang juga mengatakan orang kaya harus membayar pajak lebih tinggi). Giving Pledge mengundang para miliarder untuk berkomitmen memberikan sebagian besar uang mereka untuk amal, dan baik Gates maupun Buffett telah berjanji menyumbangkan kekayaan mereka melalui program tersebut.

“Saya tahu banyak dari kaum super kaya pada umumnya, mereka adalah orang-orang yang sangat baik. Mereka mencintai Amerika dan menghargai kesempatan yang diberikan negara ini kepada mereka. Banyak yang telah bergabung dengan Giving Pledge, berjanji untuk memberikan sebagian besar kekayaan mereka kepada filantropi,” tulis Buffett dalam The New York Times pada 2011.

“Sebagian besar pun tidak keberatan untuk membayar pajak dalam jumlah yang lebih besar, terutama ketika begitu banyak warga negara lain yang benar-benar menderita,” tambah Buffett.

“Teman-teman saya dan saya telah dimanja cukup lama oleh Kongres yang ramah miliarder. Sudah waktunya bagi pemerintah kita untuk serius tentang pengorbanan bersama," lanjut dia.

Pada dasarnya, menurut Gates baik melalui pajak atau filantropi, kekayaan dalam jumlah yang luar biasa besar perlu diinvestasikan kembali kepada masyarakat.

"Melinda dan saya percaya bahwa mendorong kemajuan adalah tujuan tertinggi kekayaan," tulis Gates dalam blognya.

" Kekayaan kami datang dengan kewajiban untuk memberi kembali kepada masyarakat, dan pada tahun 2020, kami berkomitmen untuk terus memenuhi kewajiban itu: melalui pajak kami, melalui yayasan kami, dan melalui pemberian pribadi kami," ujar dia.

Baca juga: Ini 5 Tips Agar Kekayaan Anda Bertambah di Tahun 2020

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terkini - Google Berita
January 04, 2020 at 02:14PM
https://ift.tt/37DGMYn

Bill Gates: Kekayaan Saya Bukti Ketidakadilan Ekonomi Dunia - Kompas.com - KOMPAS.com
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bill Gates: Kekayaan Saya Bukti Ketidakadilan Ekonomi Dunia - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.