Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak meluasnya penyebaran virus korona menjadi kecemasan global dan menyebabkan pasar saham domestik terkoreksi cukup dalam kendati indeks lain di bursa Asia seperti Hang Seng, Kospi, dan Nikkei masih menghijau.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jebol di bawah level psikologis 6.000, tepatnya menjadi 5.961 pada perdagangan sesi I pagi ini. Koreksi yang terjadi pada IHSG mencapai 96 poin atau -1,58%, besaran yang signifikan mengingat pergerakannya sudah di atas 1%.
IHSG melemah ketika indeks saham utama lain seperti Kospi di Korsel naik 0,26%, Hang Seng di Hong Kong naik 0,66%, dan Nikkei 225 di Jepang naik 1,26%.
Dilihat secara sektoral, hampir seluruhnya terkoreksi, di mana koreksi terbesar secara persentase dialami oleh sektor tambang -2,35%, sektor keuangan 1,8%, dan sektor industri dasar 1,4%.
Sementara itu, transaksi saham mencapai Rp 1,91 triliun dari 1,80 miliar saham yang diperdagangkan. Secara year to date, IHSG masih terkoreksi 4,96%.
Direktur Utama CSA Institute, Aria Samata Santoso mengemukakan, terkoreksinya IHSG pagi ini lebih disebabkan karena faktor sentimen regional terkait meluasnya penyebaran virus korona. Sentimen ini dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di China terkontraksi.
"Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi China jika penanganan virus korona tidak terselesaikan dengan cepat," kata Aria, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2020).
Head of Research PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang menuturkan pendapat senada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat global terkait virus korona yang telah menyebabkan 213 orang di China tewas. Virus ini juga telah meluas ke 21 negara.
"Investor juga perlu mewaspadai saham-saham terkait komoditas menyusul kejatuhan harga komoditas," kata Edwin, Jumat (31/1/2020).
Sementara itu, sejumlah katalis dari domestik yang belakangan ini menjadi sorotan pasar dan menjadi penekan IHSG antara lain adalah dampak dari kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan penurunan nilai investasi Asabri serta pembekuan ratusan rekening efek yang terkait Jiwasraya.
"Dalam jangka panjang tentu pembenahan regulasi dan pembersihan yang dilakukan regulator akan berdampak baik bagi industri pasar modal Indonesia," ungkap Aria.
Sebelumnya, Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama, menilai IHSG masih tertekan akibat aksi jual reksa dana yang di bubarkan.
"Beberapa saham blue chip yang ada di dalam list produk yang di bubarkan telah mengalami tekanan jual. Lebih dari 35 reksa dana yang NAB-nya turun lebih dari 50% ketika melakukan rebalancing untuk mengembalikan dana nasabah juga pasti akan menekan Indeks ke depannya. Belum lagi pembekuan 800 rekening nasabah kami perkirakan akan menimbulkan sentimen negatif di pasar," tegasnya.
(tas/tas)Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 31, 2020 at 11:11AM
https://ift.tt/2GGpyOm
IHSG Jatuh di Bawah 6.000, Ternyata Ini Pemicunya! - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Jatuh di Bawah 6.000, Ternyata Ini Pemicunya! - CNBC Indonesia"
Post a Comment