Search

Harga Batu Bara Ambles, 'Kena' Virus Corona Juga? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu harga komoditas batu bara kontrak acuan ditutup melemah. Sejak pertengahan Januari hingga minggu lalu harga batu bara terus terperosok.

Data Refinitiv menunjukkan, harga batu bara kontrak acuan ICE Newcastle ditutup di level US$ 68,1/ton pada Jumat (24/1/2020). Tercatat, harga batu bara telah melorot 11,7% sejak cetak rekor tertinggi pada 13 Januari 2020.

Langkah Eropa untuk terus mengurangi konsumsi batu bara semakin nyata. Jerman salah satu contohnya. Reuters melaporkan Jerman terus berupaya untuk mengurangi konsumsi batu baranya dengan menutup berbagai pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dalam beberapa tahun ke depan. Jerman mencanangkan akan mengakhiri konsumsi batu baranya paling lambat pada 2038.


Sementara itu, pasar kini dihebohkan dengan merebaknya virus corona baru yang terus menelan korban. Virus ini awalnya ditemukan di sebuah grosir pasar seafood yang juga menjual berbagai jenis hewan liar lain yang berlokasi di Wuhan, China.

Virus yang menyebabkan pneumonia ini menyebabkan seorang laki-laki berusia 61 tahun meninggal dunia pada 9 Januari lalu. Sejak saat itu, kasus yang dilaporkan tiap harinya terus bertambah. Korban jiwa juga terus berjatuhan.

Perkembangan terbaru menunjukkan jumlah kasus virus corona semakin bertambah. CNBC International mengabarkan sampai saat ini sudah ada 2.744 kasus pneumonia dilaporkan dan 461 dalam kondisi kritis. Jumlah korban meninggal dunia mencapai 80 orang.

Selain China, kasus virus corona baru ini juga dilaporkan di banyak negara. Walau tak sebanyak China, jumlah negara dan kasus yang dilaporkan bertambah tiap harinya.


Negara yang sudah melaporkan adanya kasus virus corona ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macau, Thailand, Taiwan, Vietnam, Nepal, Perancis, Australia, Canada hingga Amerika Serikat.

Hal yang dikhawatirkan adalah jika virus ini terus meluas, maka dampak ekonominya akan benar-benar terasa. Jika berkaca pada kasus SARS 17 tahun lalu yang menewaskan 774 orang dan menyebabkan 8.084 orang terinfeksi, output perekonomian China sempat anjlok 1-2 persen poin. Dampak ekonomi juga terasa di negara kawasan Asia lain.

Kalau virus corona baru ini berkembang jadi pandemi seperti SARS, tentu bukan kabar yang baik untuk ekonomi Asia. Begitu juga batu bara, mengingat konsumen batu bara terbesar dunia adalah negara-negara di kawasan Asia terutama China dan India.

Harga Batu Bara Ambles, 'Kena' Virus Corona Juga?Foto: Penanganan Virus Corona di Wuhan China (Chinatopix via AP)

Bagaimanapun juga perkembangan terbaru terkait virus ini harus terus dipantau oleh para pelaku pasar terutama terkait seberapa besar dampaknya terhadap perekonomian.

Saat ini sektor yang jadi 'korban' ganasnya virus penyebab pneumonia ini adalah sektor transportasi, restoran, perhotelan dan pariwisata.

Pada Sabtu kemarin, Wakil Menteri Transportasi China Liu Xiamong mengatakan bahwa sektor perjalanan pada hari pertama tahun baru tikus logam kali ini anjlok 28,8% dibanding tahun lalu.

Secara rinci CNBC Internasional melaporkan perjalanan melalui jalur udara turun 41,6% , sementara perjalanan menggunakan kereta dan jalur darat lain masing-masing anjlok 41,5% dan 25%.

Wabah yang terus menjangkiti kota Wuhan dan sekitarnya, membuat pemerintah China tak punya opsi lain kecuali menutup akses ke beberapa kota yang berpopulasi lebih dari 35 juta orang di Provinsi Hubei.

Pada Minggu (26/1/2020) stasiun kereta di Chengdu mengumumkan akan menutup beberapa jalur kereta cepat, termasuk rute ke Shang Hai dalam beberapa hari ke depan hingga awal Februari.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(twg/tas)

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 27, 2020 at 10:31AM
https://ift.tt/30V9mlK

Harga Batu Bara Ambles, 'Kena' Virus Corona Juga? - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Batu Bara Ambles, 'Kena' Virus Corona Juga? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.