Dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Ahok menceritakan beberapa permasalahan terkait soal impor BBM dan juga harga BBM.
Pertama, Ahok menyebut soal penurunan harga BBM non subsidi. Ia mengapresiasi kinerja tim di tubuh Pertamina, namun ia juga mengakui bahwa perubahan harga tersebut termasuk telat. Mengingat, SPBU asing seperti Shell dan kawan-kawan sudah mulai turunkan harga per 1 Januari 2019.
Curhat Ahok berlanjut, menurutnya soal harga BBM ini ada yang sedang menjadi fokus perhatiannya yakni soal efisiensi. Misal soal kondisi jetty atau dermaga yang menurutnya sengaja dibiarkan rusak.
"Jetty dibiarkan rusak agar sewa kapal jadi lama, kena denda. Ke depan harus tekan lagi harganya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (06/1/2020).
Hal ini, kata dia, membuat hitungan harga BBM tidak efisien. "Tidak efisien dan bebankan ke konsumen," katanya.
Soal impor minyak dan BBM, ia juga mengkritik soal kontrak yang berlangsung antara Pertamina dan pemasok selama ini. Ia menyayangkan, kontrak yang diteken rata-rata dalam jangka pendek.
"Pendek, 3-6 bulan, mayoritas dari Singapura yang masuk," kata dia.
Sebagai komisaris utama, ia juga mengaku punya keterbatasan untuk bergerak di Pertamina. "Komut agak sulit untuk cepat," ujarnya.
(gus/gus)
Bisnis - Terkini - Google Berita
January 06, 2020 at 11:56AM
https://ift.tt/39HXhV3
Ahok Kesal, Harga BBM Pertamina Tak Efisien & Bebani Konsumen - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ahok Kesal, Harga BBM Pertamina Tak Efisien & Bebani Konsumen - CNBC Indonesia"
Post a Comment